Bangun Taman Eden Di Bona Pasogit

Monday, 18 April 2011

Tobing.or.id,

Putra-putri Batak di perantauan yang menginvestasikan dana miliran rupian dalam pembangunan tugu-tugu dan tambak nenek moyang  di bona pasogit tidak punyai arti secara ekonomis untuk menyumbang  pendapatan asli daerah. Dana besar pembangunan tugu  yang mewah-mewah lebih baik diinvestasikan dalam pembuatan Taman Eden (kebun plasma nutfah) guna mengurangi pemanasan global.

Ekonom pangan dan agribisnis Dr Ir Tungkot Sipayung menggulirkan pemikiran tersebut dalam seminar sehari Kamis (31/3) di Sopo Partukoan Jl.Sisingamangara Tarutung, Tapanuli Utara yang diselenggarakan panitia jubileum 150 tahun HKBP wilayah 1 Tarutung. Gagasan pembangunan  Taman Eden diprakarsai Bupati Samosir Ir Mangindar Simbolon dengan konsep suku-suku marga hingga satu nenek moyang (ompu-ompu) bisa menanam pohon dan mencantumkan namanya di pohon tersebut. Pengadaan bibit, penanaman dan perawatan pohon tersebut, usul Tungkot lebih baik dikoordinir gereja-gereja setempat.

Dengan topik hubungan ”Iman dan Pertanian” alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) itu  memaparkan, bona pasogit Tanak Batak yang dikelilingi Bukit Barisan yang hijau sangat besar andilnya dalam penyerapan karbon dioksida (CO2) secara gratis.Tapi kepedulian terhadap program penghijauan di bona pasogit masih kurang. Padahal, putra-putri Batak yang sukses di perantauan sadar atau tidak sadar merupakan penyumbang karbon dioksida yang mencemari udara dengan penggunaan energi fosil  bahan bakar minyak (BBM). Karena itu, wajar jika mereka berperan aktif menciptakan Taman-taman  Eden  (awalnya dikenal sebagai induk dari segela keragaman hayati dan ekosistem) di muka bumi ini.Langkah seperti ini  sekaligus mendukung program  penghijauan  dari panitia nasional jubileum 150 tahun HKBP.

Dari sudut ilmu pengetahuan, Tungkot mengupas, ilmu-ilmu agribisnis dianggap sebagai anak kandung dari ilmu teologia (iman Kristen) yang merupakan ratunya segala ilmu.Sebab sebagian besar ilmu-ilmu agribisnis (fenomena dalam tanaman dan hewan) yang diterima sebagai teori sebetulnya hanya bisa dipahami jawabannya dalam teologia (iman). Karena itu, dari sudut teologia makna agribisnis merupakan wahana pemanenan anugrah Allah (Kejadian 1:1-30). Agrisbisnis juga merupkan bukti dan sekaligus cara Allah mangasihi manusia pertama Adam dan Hawa hingga saat ini. Jadi salah satu cara mengenal Allah bisa dengan mendalami agribisnis (sola scriptura).Agribisnis juga merupakan pelestarian harmoni Taman Eden dari generasi ke generasi.Seandainya agribisnis  tidak dikembangkan maka kasih Taman Eden tidak pernah kita nikmati dan bahkan manusia juga sudah punah.

Masalah dunia saat ini seperti krisis pangan, krisis energi, krisis air, krisis lingkungan berupa pemanasan global dan anomali iklim, kata Tungkot  karena manusia terlalu jauh meninggalkan agribisnis.Karena itu, solusi atas berbagai krisis tersebut pakar pangan dan agribisnis ini mengusulkan agar kembali mengembangkan agribisnis dan menghargainya. Dewan Komisaris PTPN IV Sumatera Utara itu memuji HKBP sebagai gereja terbesar di Asia Tenggara karena sebagian besar dari empat juta jiwa jemaatnya masih mengembangkan agribisnis.

                                                Garam di Dunia Politik

Dalam seminar sehari yang diikuti 400 orang peserta dibuka Ketua Umum Panitia Jubileum 150 Tahun HKBP wilayah 1 Tarutung Torang Lumbantobing yang juga dikenal bupati Tapanuli Utara juga menampilkan  pembicara anggota DPR Martin Hutabarat dengan membawa topik hubungan ”Iman dan Hukum”, Pdt Ramlan Hutahaean MTh dengan topik, hubungan ”Iman dan Budaya”.

Martin mengingatkan, di era reformasi ini HKBP harus tetap teguh dalam penegakkan hukum dan hak asasi manusia sebagai mana diamanatkan UUD 1945 yang sudah empat kali mengalami perubahan (amandemen). UUD kita yang masih mengadopsi sistem pemerintahan Trias Politica memperkuat peranan parlemen di pusat dan tingkat daerah.Karena itu, dia mengharapkan  dalam kancah politik di parlemen warga KHBP memberi warna yang menjadi garam dalam dunia politik nasional untuk mensejahterakan rakyat.

Dia juga menyinggung pemberian otonomi daerah yang sangat luas.Otonomi daerah seharusnya bisa  motivasi  bagi HKBP menjadi contoh bagaimana gereja berperan  melalui jemaatnya yang duduk di pemerintahan dalam pelayanan publik.Para kepala daerah di bona pasogit yang umumnya warga HKBP diminta jangan larut dalam ekses demokrasi dan memberhalakan materi dengan menomorduakan kepentingan publik.

Dalam menyongsong   jubileum 150 tahun HKBP, politisi asal daerah pemilihan Sumatera Utara itu mengatakan, perkembangan zaman akan menuntut komitmen dan pelayanan gereja  ke arah perubahan.Perubahan yang akan membawa jemaat pada keyakinan yang lebih tinggi sekaligus bisa menjadi motivasi, garam dan terang di tengah-tengah bangsa dan masyarakat.

Pdt Ramlan Hutahaean menyatakan, HKBP sebagai persekutuan umat percaya merupakan tangan Yesus Kristus dan sarana Kristen berkiprah membangun hidup religiositas warga bangsa di mana kasih, keadilan dan perdamaian diciptakan.

Dalam  menyoroti pertemuan Injil dan Kebudayaan, diakui bisa merupakan salah satu  arena yang subur menciptakan ketegangan karena ada orang Kristen yang lebih mempertahankan prinsip kebudayaannya daripada prinsip Alkitab sehingga menjadi penghalang  besar pertumbuhan iman orang Kristen.Ketegangan itu adalah  antara yang mengurung manusia dalam keniscayaan alam dengan keterbukaan yang dicapai melalui penilaian yang kritis.

Ada lima pendekatan  antara iman dan budaya yang dipaparkan.Pertama,  pendekatan bersifat apresiatif yakni tidak langsung  menghakimi tetapi menghargari budaya yang ada.Kedua, bersifat kontinuitas yakni pemahaman adanya kesinambungan antara pernyataan Allah dengan budaya sebab Allah selalu hadir dalam realita kehidupan manusia dengan segala konteks budayanya.Ketiga,  bersifat inklusif yakni mau membuka diri untuk mengakui dan kemudian menerima adanya sumber-sumber kebenaran dalam budaya yang ada.Keempat, pendekatan bersifat transformatif yakni penekanan terhadap suatu perubahan dari budaya lama kepada yang baru.Kelima, pendekatan bersifat konstruktif bertujuan menambahkan sesuatu kepada budaya yang ada meskipun hal itu bisa saja bertentangan.

Tampak hadir dalam seminar sehari  ini antara lain Bupati Humbang Hasundutan Drs Maddin Sihombing MSi, Ketua DPRD Tapanuli Utara Simanjuntak, Kapolres Tapanuli Utara, perwakilan kabupaten Samosir, perwakilan kabupaten Tapanuli Tengah, perwakilan kabupaten Tobasa, para praeses HKBP.Praeses  Distrik II Silindung  Pdt SM Silitonga STh  dalam kotbahnya dalam  ibadah singkat sebelum penutupan   seminar mengatakan, kota wisata rohani Tarutung harus dikembangkan menjadi penunjang sektor ekonomi.Gereja juga ikut mendorong tumbuhnya  dunia usaha di bona pasogit demi kemajuan daerah dan peningkatan taraf hidup masyarakat.

*Ludin Panjaitan, panitia nasional seksi Humas