Lepaskan Kuk yang Ada Padamu, dan, Pada Orang Lain Juga!

Monday, 19 August 2013

Tobing.or.id, Andaliman-244
Khotbah 25Agustus 2013 Minggu-XIII setelah Trinitatis (Debata palua auga sian takkuhukmu)

Lepaskan Kuk yang Ada Padamu, dan, Pada Orang Lain Juga!

Evangelium Yesaya 58:9b-14

58:9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,

58:10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.

58:11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.

58:12
Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".
Menghormati hari Sabat

58:13 Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong,

58:14 maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.

Epistel Lukas 13:10-17
Menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat

13:10 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.

13:11
Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.

13:12 Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."

13:13 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.

13:14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."

13:15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?

13:16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"

13:17 Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kuk berarti kayu lengkung yg dipasang di tengkuk kerbau (lembu) untuk menarik bajak (pedati dsb); Secara harafiah, tentulah tidak ada seorang pun yang menggunakan kuk yang tentunya sangat menyiksa dan membelenggu ini. Menginginkannya pun, pastilah tidak! Jangan sampailah, ya.

Nas perikop yang menjadi Ev yang diambil dari Perjanjian Lama sangat nyambung dengan nas perikop yang menjadi Ep Minggu ini. Masih dalam semangat merayakan kemerdekaan, keduanya berbicara tentang kebebasan. Bukan penjajahan oleh suatu bangsa, namun oleh derita yang tiada tara.

Sebagaimana Yesaya yang banyak mencantumkan nubuatan dalam kitabnya (dan banyak yang kemudian menjadi kenyataan), utamanya yang mengarah kepada Yesus, pada perikop ini juga bercerita tentang hal yang sama, yakni apa yang akan terjadi kemudian. Disebutkan bahwa Tuhan akan memberkati orang-orang dengan banyak hal (seruannya didengarkan Tuhan, menjadi terang dan gelapnya segera tergantikan, dituntun senantiasa dan dipuaskan hatinya, dibaharui kekuatannya, dijadikan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan, dimampukan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad ini agaknya mengacu kepada pengalaman bangsa Israel dengan bait sucinya sebagaimana juga memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Selain itu, ada lagi yang agaknya melakukan hal yang supranatural: memperbaiki tembok yang tembus, dan membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni". Bagiku, semua hal itu sudah sangat lebih dari cukup. Bahkan berlebihan. Serius! Lebih dari apa yang sebenarnya aku butuhkan. Coba lihat, mendapatkan hanya salah satu dari yang banyak itu saja pun pasti sudah sangat memadai bagi kehidupan. Apalagi kalau mendapatkan lebih dari itu, ya?

Syaratnya adalah: tidak lagi mengenakan kuk kepada sesama manusia dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari (Nggak sopan banget, ya? Ini berarti melecehkan, merendahkan, atau bersikap kurang ajar) dan memfitnah, mengenyangkan orang lapar dan memuaskan hati orang yang tertindas. Aku melihat ada beberapa yang sudah aku tinggalkan sebagaimana juga masih ada (untungnya cuma sedikit ) yang masih aku pegang dengan teguh sehingga harus segera dilepaskan. Oh ya, masih ada satu syarat lagi: menghormati dan menguduskan hari Sabat yang sekarang kita akui sebagai hari Minggu.

Secara spesifik pada nas perikop Ep Yesus melakukan tindakan pembebasan yang lain. Masih berhubungan erat dengan Sabat yang sangat ketat secara legalistik dan sangat kuat dianut oleh orang Yahudi secara fanatik yaitu menyembuhkan orang sakit. Bukan sekadar menyembuhkan, melainkan Yesus melakukan hal baik tersebut pada hari Sabat, hal yang sangat dilarang oleh agama Yahudi (dan pelanggarnya bisa dihukum sangat berat, bahkan berpotensi mendapat ganjaran hukuman mati manakala dituduh sebagai pelecehan agama dan Tuhan).

Yesus mematahkan dua kuk sekaligus. Satu dari diri perempuan yang sudah delapan belas tahun mengidap penyakit yang parah tersebut, dan satunya lagi kuk yang sengaja diciptakan oleh kaum Yahudi tentang pengudusan Sabat. Saking kudusnya Sabat, sampai-sampai melakukan hal yang baik pun dilarang. Luar biasa!

Luar biasanya lagi Yesus memang Dia sungguh luar biasa dalam memberikan argumentasi, Dia menggunakan apa yang dilakukan oleh kaum Yahudi (melepaskan ternak peliharaan mereka untuk minum pada hari Sabat) sehingga terlihat betapa munafiknya mereka dengan tradisi dan agama yang dianut sehingga memosisikan ternak mereka lebih tinggi derajatnya daripada seorang manusia yang sudah menderita sakit dalam waktu yang sangat lama. Menjijikkan! Dan yang membuat kisah ini menjadi lebih terang untuk direnungkan, mereka bahkan memprotes Yesus dengan pura-pura berkata kepada umat lain di bait Allah yang sepertinya nggak punya hari lain untuk menyembuhkan. Padahal faktanya, sudah belasan tahun perempuan tersebut selalu berada di bait Allah memohon kesembuhan namu nggak kunjung mendapatkannya; sedangkan Yesus yang baru kali itu bertemu dengannya langsung bisa menyembuhkannya. Sumber penyakitnya? Iblis. Dan kembali cerita ini menegaskan bahwa Yahudi tidak punya kuasa mengalahkan iblis.

Masih ada satu lagi teladan yang dilakukan Yesus yang bisa aku pelajari dari nas perikop ini, yaitu melakukan hal yang baik untuk mengalahkan orang-orang yang membenci. Pernah tahu ungkapan bagai meletakkan bara api ke atas kepala orang yang jahat bila tetap melakukan hal yang baik terhadap dirinya, kan?

Tantangan/Bekal Bagi (Warga) Jemaat/Referensi

Kuk apa yang ada pada kita saat ini. Sudah tentulah bukan kuk secara fisik, karena nggak mungkin ada lagi di antara kita yang pergi ke mana-mana dengan membawa kayu berat yang membebani bahu kita. Bisa dibayangkan kalau ada orang berjalan-jalan di mal atau supermarket sambil menggelantungkan kuk tersebut

Tapi kita punya kuk yang lain. Bisa saja itu berupa penyakit menahun (layaknya perempuan dalam perikop tadi), ambisi yang belum kesampaian (mau meraih pangkat yang tinggi, kekayaan yang semakin berlimpah, kerinduan yang belum terwujud yang terasa semakin lama semakin menyiksa (punya pasangan, anak, menantu, atau cucu), dan hal-hal lain yang semakin akrab dengan kehidupan modern ini (stres, depresi). Semua hal yang menjauhkan diri kita kepada Tuhan sehingga bisa dikategorikan sebagai kuk inilah saatnya untuk dilepaskan.

Lakukan sendiri, atau memohon bantuan orang lain yang kompeten. Tentunya dengan mengharap campur tangan Yesus dalam setiap prosesnya, karena hanya Dia-lah yang paling mampu melakukannya untuk kita sebagaimana Dia juga sudah melakukannya lebih seratus tahun lalu kepada seorang peremuan yang mengidap penyakit belasan tahun di bait suci. Oh ya, meski dalam hal ini Yesus menegaskan bahwa perempuan tersebut sakit disebabkan oleh kerasukan roh (bisa dipahami sebagai perlakuan iblis), namun perlu kita pahami bahwa tidak semua penyakit disebabkan oleh iblis, ya

Jika kuk-kuk tersebut pada kenyataannya sebagai manifestasi keberadaan iblis dalam kehidupan kita, maka saatnyalah sekarang untuk mengajak Yesus untuk membebaskan kita dari kuk-kuk tersebut. Sekalian juga kita membebaskan kuk yang sudah pernah kita perbuat kepada orang-orang yang selama ini mungkin kita terlupa bahwa penderitaan yang ditimbulkan oleh kuk yang kita rasakan adalah sama dengan penderitaan yang dialami oleh orang lain juga yang sudah kita biarkan berlangsung tahun demi tahun.

Pertanyaan untuk Diskusi:

(1) Perikop ini menjanjikan berkat dan kebaikan bagi orang yang melepaskan kuk yang dilakukannya kepada orang lain. Tentunya orang tersebut juga mempunyai kuk yang juga harus dilepaskan. Yang mana lebih dulu: melepaskan kuk orang lain, atau melepaskan kuk dari diri sendiri?

(2) Perempuan yang mengidap penyakit selama delapan belas tahun tersebut adalah disebabkan oleh kuasa iblis yang kemudian dibebaskan oleh Yesus. Itu artinya, ada juga penyakit yang bukan disebabkan oleh iblis, alias bukan karena dosa yang telah dilakukan oleh orang sakit tersebut. Bagaimana membedakan antara penyakit yang disebabkan oleh dosa dan bukan?

(3) Prinsip mengalahkan kejahatan dengan kebaikan sebagaimana yang ditunjukkan oleh Yesus ini terbukti efektif. Apa syaratnya, dan bagaimana melakukannya dalam kehidupan saat ini?