K E M A T I A N

Friday, 22 November 2013

Tobing.or.id, Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. (1 Tesalonika4:13-14).

Entah menakutkan, menakjubkan, maupun memenjarakan, kematian pada dasarnya selalu menjadi bagian yang misterius. Kehilangan orang-orang terkasih, seperti orang tua, anak, kekasih, sahabat, dlsb, adalah hal yang penuh tanda tanya dalam hidup ini, selain tentu saja, kesedihan yang bercampur di dalamnya. Tak ada yang mampu menerangkan ihwal kematian secara tuntas. Tapi kematian demi kematian yang kita saksikan di sekeliling kita meyakinkan kita bahwa kita akan mengalami hal serupa. Keberserupaan kejadian ini mau tak mau memperhadapkan kita pada pertanyaan siapkah aku untuk mati?

Jemaat Tesalonika tampaknya juga bertanya banyak tentang kematian. Mereka, misalnya, bertanya tentang saudara-saudara (jemaat) mereka yang telah lebih dahulu meninggal dunia. Di jemaat Tesalonika, pemberitaan tentang kesegeraan kedatangan Yesus kedua kali telah salah dipahami sebagai kehadiran dalam jangka waktu dekat, sebentar lagi. Sehingga dukacita muncul tatkala sebelum kedatangan Yesus kedua kali itu terjadi kematian di antara orang percaya. Karena itulah, mengetahui kepastian masa depan menjadi bagian penting dari hidup kristiani. Firman Tuhan ini menerangi batin kita yang takut akan lorong kematian itu dengan memberi kepastian. Kepastiannya adalah bahwa orang-orang percaya terdahulu yang meninggal mendapat tempat bersama dengan Tuhan. Kabar baik ini bukan hanya bagi mereka, tetapi juga bagi kita, yang juga percaya kepada Kristus.

Di minggu akhir tahun gerejawi ini, kita diingatkan tentang orang-orang terkasih yang telah lebih dahulu meninggal. Kesedihan bisa tercurah mengenang mereka. Apalagi jika sarat luka dan kekecewaan, bukan hanya pada kenyataan meninggalnya mereka, tetapi juga pada Tuhan. Firman ini tidak ingin bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal..., tetapi supaya kita mengetahuinya dan yakin di dalam pengharapan. Dukacita karena kematian tidaklah perlu lagi menghanyutkan kita pada kekecewaan dan keputusasaan hidup. Mengingat kematian orang lain juga mengingat masa kematian kita kelak. Di dalam Tuhan terdapat pengharapan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia, baik mereka yang terdahulu, maupun kita.Amin.

Kesiapan menghadapi kematian berawal dari pengharapan ikut dikumpulkan Allah di dalam KerajaanNya.