Batu Marpingkir di Laguboti

Sunday, 29 April 2007

Tobing.or.id, Pada tahun 70-an di perempatan pasar Laguboti ada ditemukan bongkahan batu beton bekas bangunan yang fungsinya tidak kami ketahui dengan jelas. Bongkahan itu sering digunakan untuk duduk pagi atau sore hari sambil menikmati suasana kota dan lalu lintas yang dulunya tidak sepadat saat ini.

Orang yang duduk diatas batu itu selalu ada yang menegur “mikir apa?” . Dan sebagian ketika ditanya, menjawab “marpingkir” (lagi mikir). Akhirnya batu itu popular disebut “batu marpingkir”.
Untuk pengembangan keindahan kota Laguboti, batu itu akhirnya dibongkar. Ini merupakan resiko pelebaran jalan lintas Sumatera.

Laguboti termasuk kota kecil di tanah Batak atau di Kabupaten sebelumnya Tapanuli Utara. Sejak dulu masyarakat kota ini teruji mampu berpikir bisnis maju melebihi kebesaran kotanya. Dari kota ini terkenal pemuka bisnis angkutan massal terkenal seperti Makmur, Bintang Utara dan armada angkot lainnya.

Di bidang politik, juga cukup piawai. Di kota ini terorganisir Golongan Siraja Batak dan Parmalim. Basis perjuangan perlawanan penjajahan juga disini sangat kuat dan terpilih Raja Partahan Bosi Hutapea sebagai Panglima Raja Sisingamangaraja XII. Di kota ini juga dibuat Belanda basis pertahanan “tangsi militer” yang saat ini digunakan SMP Negeri.

Di tangsi ini dulunya dibangun percetakan besar dan aksara batak pertama dan terakhir. Ephorus Pertama HKBP juga dimakamkan di kota ini persis di Kampus Sekolah (Akademi) Bibelvrow.

Di bidang pendidikan, warga kota ini sangat respek. Mereka rela menyerahkan tanah ulayat untuk mendirikan Sarana Pendidikan. Akademi Perawat dan Sekolah Farmasi yang dikelola Yayasan TP Arjuna di Pintubosi. Kampus Sekolah Menengah Kejuruan dan Seni Budaya Negeri di Sitoluama. Kampus Institut Sains dan Teknologi DEL di tempat yang sama.
Di kota ini juga ditemukan Rumah Sakit Kusta yang dikelola Pempropsu dan Panti Karya Hephata yang dikelola HKBP.

Nama kota ini sama dengan nama Kecamatan yang diwilayahinya. Orang-orang sukses dan ternama juga banyak dari kota ini seperti Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea. Salah satu Direktur di Departemen Sosial RI Tunggul Sianipar juga kelahiran kota ini. Hampir lupa, Prof Dr Robert Sibarani juga lahir dan dibesarkan di kota ini. Beliau termasuk jajaran profesor termuda di Indonesia, guru besar Universitas Sumatera Utara dan saat ini Rektor Universitas Dharma Agung

Apakah ini relevan dengan adanya istilah batu marpingkir? Tidak jelas, namun saat ini histori “batu marpingkir” diabadikan dengan bangunan baru di pojok perempatan kota dengan arsitektur yang lebih modern.

Bedanya, dulu manusia biasa yang duduk diatas batu itu sehingga digelari “batu marpingkir”. Tapi saat ini, dibuat patung manusia dengan penampilan sedang berpikir.